![]() |
Bupati Kepulauan Mentawai hadiri rakor Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Tuapejat |
SASARAINAFM.COM,
TUAPEJAT — Dalam rangka meningkatkan indeks kesehatan di Kabupaten Kepulauan
Mentawai, Dinas Kesehatan Mentawai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pelayanan
Kesehatan Masyarakat, kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari mulai
Rabu-Kamis (13-14/03) di Aula Kantor Bupati Mentawai..
Bupati
Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet di hari kedua pada kegiatan tersebut dalam
arahannya menyampaikan kepada seluruh petugas kesehatan untuk serius dalam
menangani kasus-kasus kesehatan yang ada di Kepulauan Mentawai.
"Saya
ingin tegaskan, jika ada ibu hamil melahirkan meninggal tanpa disentuh oleh
tenaga kesehatan, maka petugas di wilayah itu
akan kita berhentikan, ini kita serius akan kita buat MoU. Saya ingin
indeks kesehatan meningkat, kalau bisa angka kematian ibu dan bayi di Mentawai
0 persen, tetapi kalau sudah berusaha tetapi meninggal juga itu sudah kehendak
Tuhan, " timpalnya.
Ia
berharap melalui Rakor tersebut, instansi terkait yang bisa mendukung program
kesehatan, misalnya penyedia air
bersih, kawasan pemukiman, pendidikan, sosial dan lingkungan hidup harus saling
bersinergi sehingga pelayanan terhadap kesehatan masyarakat bisa lebih baik
lagi..
Sementara
itu, Kepala Dinas Kesehatan Mentawai Lahmudin Siregar di tempat yang sama dalam
sambutannya mengatakan Pemkab Mentawai telah membangun 15 Puskesmas guna
mendukung program kesehatan di 10 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten
Kepulauan Mentawai. Dimana selama ini akses rumah sakit di Mentawai hanya 8
persen, artinya 92 persen masyarakat Mentawai kesulitan akses rumah sakit,
untuk itu pelayanan kesehatan di Puskesmas harus ditingkatkan.
Sedangkan
kasus stunting di Mentawai, menurut Lahmuddin hingga saat ini tercatat 31
persen, dimana angka tersebut masih berada di posisi baik dibandingkan beberapa
daerah lainnya di Sumatera Barat. Sedangkan target secara Nasional angka
stunting harus turun hingga 20 persen. Dimana Tahun 2015 tercatat 39,8 persen,
Tahun 2016 tercatat 34,8 persen dan Tahun 2017 tercatat 31,9 persen dan Tahun
2018 tercatat 31 persen di Kepulauan Mentawai.
Sedangkan
kasus malaria katanya juga cenderung menurun hingga sekarang tercatat 4,6 per
mil, hal tersebut tidak bisa ditangani oleh Dinas Kesehatan saja, namun perlu
dukungan dari semua elemen masyarakat, misalnya membersihkan lingkungan yang
menjadi tempat nyamuk bersarabg dan berkembang biak..
Sedangkan
pada kasus penyakit tuberkulosis (TB)
kata Lahmudin, Dinas Kesehatan telah mengidentifikasi sebanyak 180 orang
sepanjang Tahun 2018 lalu, dimana jumlah jumlah yang terdeteksi mencapai 80
persen, melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 70 persen.
"Sepanjang
tahun 2018, kita telah berhasil mendeteksi sebanyak 180 orang, jumlah ini jauh
lebih dari jumlah yang kita tergetkan, karena sebagian masyarakat melalui
sosialisasi yang kita lakukan, sudah tau bahwa penyakit ini menular dan harus
segera diobati sampai sembuh," paparnya.
Berikutnya
kasus gizi buruk di Mentawai berada di angka dibawa 5 persen atau tercatat
sebanyak 48 orang 16 diantaranya terdapat di Desa Taikako, Kecamatan Sikakap,
namun pada rapat tersebut Kepala Puskesmas Sikakap yang memiliki wilayah
Taikako tersebut menyampaikan bahwa dari 16 orang sekarang sudah turun menjadi
2 orang.
Rakor
tersebut diikuti oleh 15 Kepala Puskesmas dan Jajaran Dinas Kesehatan Mentawai,
Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendukung peningkatan indeks
kesehatan diantaranya Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai Oreste Sakeru,
Kadis Perumahan dan Kawasan Pemukiman Budi Siregar, Kepala Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nicolaus Sorot Ogok dan Perwakilan
dari Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Mentawai. (rd)