SASARAINAFM.COM,
MUNTEI - Untuk mengarisi budaya Mentawai lewat miniatur Uma yang dibuat oleh
anak - anak muda Muntei lewat kreativitas mereka yang terbuat dari kayu, bambu,
atap rumbia, letcu (sebagai pengikat) dan lidi.
Salah
seorang pemuda, asal Desa Muntei, Dusun Puro II, Kecamatan Siberut Selatan,
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Nardi, mengatakan pembuatan uma miliknya yang
terbuat dari kayu dengan dinding bambu itu hingga satu setengah minggu..
Ia
menceritakan proses pembuatan miniatur uma penuh dengan ketelitian dan
perlahan, karena kalau tidak, maka uma yang dibuatkan kerangkanya akan mudah
patah atau rusak.
Pertama
ia membuat tiang atau tonggak uma dulu dari kayu, layaknya membuat uma asli
yang diambilnya di hutan, kemudian diukur dan dipakunya bersama dengan kerangka
lainnya hingga terbentuk seperti uma.
Setelah
itu dirangkainya dengan atap hingga penuh, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan lantai dan dinding hingga selesai dan terbentuk seperti uma asli
Mentawai..
“saya
terinspirasi yang pertama karna ada perlombaan. Yang kedua kita mencoba membuat
Uma itu dalam skala kecil dulu, kita buat yang kecil untuk bisa membuat yang
besar,” kata Nardi saat ditanya pada Kamis (1/11) di stand miliknya.
Ia
menambahkan, nilai yang diambil dari miniatur uma dijelaskannya bahwa di uma
Mentawai ada nilai kebudayaan yang bisa diambil sehingga budaya Mentawai tidak
bisa hilang.
Pembuatannya
sendiri disebutnya tidak pernah belajar, karena menurutnya pembuatan uma sendiri
meski sulit namun sudah bisa dibayangkan seperti apa model uma Mentawai.
“pembuatanya
sebelum Festival Pesona Mentawai dimulai, dan pembuatan tidak bisa kita
prediksi berapa harinya, kalau tidak kita hitung waktu istrirahatnya limit
waktunya lebih dari satu minggu,” tutupnya. (Suntoro)