Rektor Universitas Tamansiswa (Tamsis) Padang, Sepris Yonaldi |
SASARAINAFM.COM │ TUAPEIJAT-
Rektor Universitas Tamansiswa (Tamsis) Padang, Sepris Yonaldi menyebutkan minat
warga Mentawai untuk menjadi pengusaha masih minim, meskipun potensi alam
Mentawai cukup besar dan mendukung.
Hal itu ia katakan saat
pengarahan Rakor evaluasi penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan keuangan
Desa se Kabupaten Kepulauan Mentawai, di aula Bappeda Mentawai, Senin, (16/3/2020).
"Ternyata di Mentawai dari
berbagai suku cuma satu yang pengusaha di atas rata-rata, kalau ini salah mohon
dikoreksi, masih minim ternyata, yang banyak menurut penilaian kami adalah
pengusaha kecil," kata Sepris
Ia menyebutkan peluang membuka
usaha di Mentawai sebenarnya cukup besar dan produk lokal yang ada di Mentawai
cukup memadai untuk membuka bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),
terutama bagi Pemerintah Desa seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Jangan buat program yang
kita sukai saja, tetapi konsumen tidak suka, dan jangan berpikir fungsi produk
itu hanya sebatas orang sekitar kita saja, tapi harus bisa keluar dari Mentawai
ini, sehingga mendatangkan keuntungan yang ada nilai ekonomisnya,"
ungkapnya.
Dalam membuka usaha, kata Sepris
mesti harus mengamati apa yang diperlukan dan dibutuhkan setiap orang, seperti
pakaian atau makanan, terutama di Mentawai yang punya potensi luar biasa
terutama di bidang pertanian, contohnya nilam, talas maupun pisang. Ia
menceritakan bahwa yang paling banyak disukai orang dari hasil pertanian yaitu
pisang kipas.
"Salah satu hasil pertanian
yang banyak disukai di Pekanbaru dan juga merupakan salah satu usaha milik
teman yaitu pisang kipas. Pisang kipas ini ternyata dari Mentawai, namun kita
kembali berpikir kenapa tidak diolah di Mentawai langsung dan dikirim ke
Padang, ini yang menjadi pemikiran kita, ada apa sebenarnya," Ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa dalam
melakukan usaha masyarakat Mentawai tidaklah ada kendala namun yang ditekankan
adalah adanya inovasi dan kreatifitas.
Kemudian untuk BUMDes yang ada di
desa, kata dia mestinya menggali potensi
yang ada disekitarnya, karena salah satu prinsipnya bahan baku mesti dekat
dengan tempat produksi, sehingga lebih efisien.
"Kita tidak perlu berpikir
akan membuat usaha KFC atau usaha-usaha yang paling besar, jadi kita harus
memanfaatkan apa yang ada disekitar kita, harus mampu menciptakan ide produk baru,
juga mampu mengikuti tren yang terjadi," Pungkasnya. (Str)