Sekda Mentawai Martinus Dahlan (no.3 dari kiri) bersama forkopimda saat menemui para korban |
SASARAINAFM.COM | TUAPEIJAT - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai bersama Forkopimda dan pihak terkait terus berupaya melakukan mediasi terhadap pihak pihak yang terlibat konflik di dusun Pulicoman desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat.
Konflik di dusun Pulicoman terjadi karena salah satu warga diduga melakukan aktifitas santet, sehingga warga melakukan pengusiran terhadap 39 jiwa dari 11 KK asal pulicoman.
Sekretaris Daerah Mentawai Martinus Dahlan saat memberikan keterangan kepada media, Rabu, (22/10) dilokasi penampungan warga korban pengusiran area TPI Desa Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara mengatakan upaya mediasi untuk menemukan perdamaian sebagai jalan terbaik akan terus diupayakan.
Sekretaris Daerah Mentawai Martinus Dahlan saat memberikan keterangan kepada media, Rabu, (22/10) dilokasi penampungan warga korban pengusiran area TPI Desa Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara mengatakan upaya mediasi untuk menemukan perdamaian sebagai jalan terbaik akan terus diupayakan.
"Sekarang pemerintah beserta pihak terkait sedang berupaya melakukan mediasi, dan mudah-mudahan segera dapat diselesaikan dengan baik masalah ini, " kata Martinus Dahlan
Martinus menyebutkan saat ini para korban pengusiran ditampung sementara di Desa Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara sebelum adanya hasil mediasi yang akan dilakukan Pemda Mentawai beserta pihak terkait.
Ia berharap mediasi yang akan dilakukan bisa membuahkan hasil dan korban yang menjadi korban pengusiran tersebut bisa dikembalikan ke kampung halaman mereka di Dusun Pulicoman Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat.
Di tempat yang sama Dandim 0319 Mentawai Letkol. Czi Didid Yusnadi menuturkan, pihaknya dan Kepolisian akan memberikan perlindungan keamanan bagi korban pengusiran selama di tempat penampungan.
Ia mengimbau masyarakat setempat bisa menerima para korban pengusiran dan tidak terpancing oleh provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
"Mereka itu warga kita juga, warga Mentawai, jadi layak kita lakukan pengamanan demi keamanan mereka, Kami harap masyarakat bersedia menerima saudara-saudara kita ini, karena mereka disini hanya sementara" harap Didid
Dari informasi yang dihimpun sasarainafm.com dilokasi penampungan, warga korban pengusiran asal Dusun Pulicoman yang telah tiba di Tuapeijat berjumlah 32 orang, diantaranya 10 orang masih berstatus sebagai pelajar sekolah dasar, 4 orang Paud dan selebihnya dewasa.
Sementara 7 orang lagi masih mengikuti proses belajar di tingkat SMP dan SMA di Desa Sikabaluan.
Sebelum mendapatkan hasil mediasi terkait konflik warga di Pulicoman, pihak Dinas pendidikan dan Kebudayaan Mentawai, mengupayakan 14 orang korban pengusiran yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan Paud itu bisa mengikuti proses belajar sementara diwilayah Kecamatan Sipora Utara. (Nbl)