Camat Siberut Barat, Job Sirirui |
Camat Siberut Barat, Job Sirirui menyebutkan meski hasil tanaman warganya melimpah namun dia akui masih banyak warganya yang belum bisa merasakan hasil panennya untuk kesejahteraan. Pasalnya warga masih tergantung menjual hasil tanamannya dalam bentuk mentah kepada para tengkulak.
" Sumber penghasilan masyarakat desa Simalegi bergantung pada Kopra, sementara bagi warga desa Simatalu adalah rotan, namun mereka masih menjual hasil tanamannya dalam bentuk mentah kepada tengkulak - tengkulak sehingga produksi tani belum mampu mensejahterakan mereka," ungkap Job Sirirui.
Job mengeluhkan praktek para tengkulak dengan menggunakan sistem monopoli dan sistem barter dari tengkulak kepada masyarakat yang membuat perekonomian rakyat tidak merangkak maju, disamping itu dengan masih sulitnya akses transportasi sebagai pengangkut hasil tani juga menyebabkan para petani masih menjual hasil taninya kepada para tengkulak.
" transportasi darat cukup sulit disini, armada dari pengusaha luar hanya datang sebulan sekali, akhirnya mau tidak mau para petani menjual hasil taninya kepada tengkulak," ungkap Job.
Dengan kondisi seperti itu, pihak nya berupaya mendorong berdirinya persatuan para pengusaha atau pedagang lokal yang unggul, yang diharapkan mampu mandiri, dan bisa menguasai armada pengangkutan hasil produksi tani.
Dari pantauan sasarainafm.com dari para petani, ternyata harga pasaran hasil tani masih tergolong rendah yaitu untuk harga kopra Rp 3 ribu per kilogram, sementara rotan ukuran besar dihargai Rp 5 ribu per batang, dan ukuran kecil sekira Rp 2-3 ribu rupiah. (KS)