Iklan

Menjaga Sakralitas Turuk Laggai Mentawai

Sabtu, 03 November 2018, November 03, 2018 WIB Last Updated 2019-06-20T05:37:37Z

SASARAINAFM.COM, MUNTEI-Turuk (Tari) tradisional Mentawai memiliki keunikan budaya tersendiri bagi masyarakat Mentawai, dimana tari tradisional Mentawai tidak hanya sekedar tari biasa, namun  memiliki nilai sakralitas yang lebih dalam.

Gerakan Turuk laggai pada umumnya menyerupai perilaku binatang yang ada di Kepulauan Mentawai yang dijuluki Bumi Sikerei ini, misalnya uliat manyang (prilaku elang) saat terbang mengintai mangsa, begitu juga uliat turugou-gou' (tari ruak-ruak), uliat bilou (Prilaku monyet) dan gerakan binatang lainnya..

Yosep Sagari selaku koordinator sanggar budaya di Kecamatan Siberut Selatan, kapada sasarainafm.com mengatakan turuk laggai yang digunakan untuk ritual pengobatan tidak boleh dipertontonkan, karena hal tersebut merupakan pantangan yang tidak boleh dilanggar. Ia menyebutkan sedikitnya terdapat 15 uliat yang biasanya digunakan Sikerei.

"Turuk laggai untuk ritual pengobatan tidak boleh dipertontonkan, kecuali turuk laggai yang bukan digunakan untuk ritual, namun setelah atraksi turuk itu kami selalu mengumpulkan atribut daunan yang digunakan para peserta turuk, kemudian daunan itu kita letakkan di tempat yang sejuk, tidak sembarangan dibuang takutnya terjadi hal yang tidak kita inginkan, " kata Yosep yang sekaligus menjadi juri lomba Turuk Laggai pada Festival Pesona Mentawai, Jumat (02/11)..

Lebih lanjut dikatakannya turuk laggai yang dilakukan oleh sekelompok Sikerei dalam ritual pengobatan biasanya untuk mengobati orang yang dianggap roh nya telah pergi dari dirinya dengan uliat lajo simagre (memanggil roh). Selain ritual pengobatan juga ada ritual dalam meraya pesta pernikahan, lahir anak, syukuran dan pesta sakral lainnya.

Sementara lomba turuk laggai pada Festival Pesona Mentawai Tahun 2018 di Desa Muntei, kata Yosep merupakan turuk biasa yang boleh dipertontonkan, karena sifatnya bukanlah ritual.

"Penilaiannya seperti biasa yaitu kekompakan tim, kemudian keserasian atribut yang digunakan, kemudian nyanyian yang digunakan sesuai dengan uliat apa yang dibawakan, " terangnya.

Sedikitnya 150 orang yang ikut serta dalam perlombaan turuk laggai yang terdiri dari 10 tim peserta dewasa dan 6 tim peserta remaja dengan jumlah masing-masing tim beragam ada yang 5 orang sampai 15 orang dalam satu tim. (Red)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Menjaga Sakralitas Turuk Laggai Mentawai

Terkini

iklan2

Iklan