SASARAINAFM.COM,
MUNTEI - Kepulauan Mentawai selain terkenal dengan ombak dan keindahan alamnya,
juga kaya budaya yang berbeda dengan pulau-pulau lain di Nusantara. Salah satu
kekayaan Mentawai yang belum banyak diketahui semua orang yakni kekhasan
kulinernya yaitu ulat sagu ("Batra" dalam bahasa Mentawai).
Kuliner
khas Bumi Sikerei yang bisa dikatakan kuliner ekstrem ini ternyata sangat
diminati pengunjung Festival Pesona Mentawai (FPM) 2018.
Hal
itu dikatakan salah satu pedagang kuliner khas Mentawai yang tidak mau
menyebutkan namanya itu saat dimintai keterangan Jum'at (2/11), "iya
peminat batra ini cukup banyak" katanya singkat..
Warga
Desa Muntei yang ternyata tergabung dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) Silibet Sibau Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) itu tidak hanya sendiri
membuka stand kuliner lokal khas Mentawai. Dia dibantu oleh 19 orang anggota kelompoknya.
Bahkan
dalam sehari, dirinya bersama dengan anggota kelompoknya mampu menjual 50-70
tusuk Batra panggang dengan harga Rp.10.000/tusuk.
Jumlah
itu belum termasuk mereka yang makan di tempat. Tak jarang pula, pembeli harus
kecewa lantaran Batra panggang keburu habis.
Kuliner
yang satu ini, selain tidak lazim
dikonsumsi, bisa dibilang cukup “ekstrim”.
Sesuai
dengan namanya ulat sagu berasal dari pohon sagu.
Proses
Pengambilan ulat sagu atau Batra dari batang pohon sagu biasanya dengan
menggunakan alat tradisional seperti baliok (kapak khas Mentawai) untuk
membelah batang pohon sagu. Hal ini dikarenakan ulat sagu biasanyanya akan
berada pada bagian dalam batang pohon sagu yang sudah ditebang dan dibiarkan
membusuk selama 2-3 bulan..
Bagi
masyarakat Mentawai, ulat sagu atau Batra bisa dimakan secara langsung tanpa
dimasak lebih dahulu. Hal ini sudah menjadi hal yang lumrah sejak zaman dulu
kala nenek moyang orang Mentawai.
Selain
dimakan mentah juga bisa disajikan dengan terlebih dahulu direbus, digoreng, atau dicampurkan dengan masakan
tumisan sayur.
Seperti
diketahui kandungan gizi dari ulat sagu
atau Batra itu sendiri ditiap 100 gr
yang dimasak mengandung protein
sekitar 9,34%, juga terdapat beberapa kandungan asam amino esensial, seperti
asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%),
dan methionin (1,07%).
Selain
menjual Batra panggang, kelompok yang tergabung dalam PKBM Silibet Sibau KUM
itu, juga menjajakan sagu kapurut, teggi' (keladi rebus), keripik singkong,
keripik pisang dan kuliner khas Mentawai lainnya. (Nbl)