Iklan

Pemkab Mentawai Gelar Festival Turuk Laggai dan Konferensi Internasional Tradisi Lisan Budaya Mentawai

Senin, 22 November 2021, November 22, 2021 WIB Last Updated 2021-11-22T03:39:24Z

Salah satu tari tradisi Mentawai "Turuk Laggai" 

SASARAINAFM.COM | TUAPEIJAT -  Pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) menggelar festival turuk laggai dan konferensi internasional tradisi lisan budaya Mentawai selama tiga hari, dari Senin hingga Rabu (22-24 November 2021) di Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara.


Sekretaris Disparpora Mentawai, Laurensius Saruruk mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar berkat kerjasama antara Pemerintah daerah setempat dengan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) di Indonesia. 


Tujuannya, kata Lauren kepada reporter Sasaraina, untuk mengangkat atau menjaga kelestarian tradisi lisan budaya Mentawai dan dunia luar juga bisa lebih mengetahui dan mengenalnya.



"Kegiatan ini perdana kita lakukan. Ke depan, harapannya seluruh pelaku budaya, terutama dalam tradisi lisan, bisa melestarikan budaya Mentawai dan mengembangkannya sehingga bisa menjadi modal jati diri hidup bermartabat di tengah kehidupan bernegara,"tutur Laurensius Saruruk beberapa waktu lalu.


Ia menambahkan, bahwa budaya merupakan salah satu identitas bangsa. Jika tidak dilestarikan, ke depan akan terdegradasi.


Adapun latar belakang dari perhelatan kegiatan ini, katanya, karena kekhawatiran melihat fenomena perubahan di tengah masyarakat Mentawai dimana tradisi lisan Mentawai tidak dilestarikan dan terdokumentasikan dengan baik.


"Tradisi ini memiliki nilai. Harapannya, melalui kegiatan ini, tradisi Mentawai ke depan bisa dikembangkan dan dilestarikan, ada dokumentasi tulisan, publikasi, dan pemberdayaan di tengah masyarakat terutama pemilik budaya. Masyarakat harus menjadi pelaku dan Pemerintah sendiri mendukung budaya hidup dan berkembang mengikuti perkembangan zaman,"ujarnya.


Sementara, alasan memilih tema membangun jati diri masyarakat Mentawai di era globalisasi, katanya, karena jati diri merupakan eksistensi masyarakat Mentawai dan ada pada budaya salah satunya.


"Jika budaya hancur, maka jati diri akan hilang atau kabur. oleh sebab itu, jati diri harus dipertahankan / dijaga untuk melestarikan budayanya agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman,"pungkasnya (KS)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pemkab Mentawai Gelar Festival Turuk Laggai dan Konferensi Internasional Tradisi Lisan Budaya Mentawai

Terkini

iklan2

Iklan