SASARAINAFM.COM │ TUAPEIJAT - Banyaknya polemik masyarakat tentang tujuan Keluarga Berencana (KB), secara garis besar sebenarnya KB adalah cara pengaturan kelahiran atau kesuburan yang bertujuan untuk mencapai keluarga sehat, baik fisik, mental, maupun sosial-ekonomi. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Keluarga Berencana (DPMD2KB) Kepulauan Mentawai, Nicholaus Sorot Ogo mengatakan bahwa sebenarnya arti dari KB itu sendiri perlu di telaah oleh masyarakat.
Menurutnya Program KB sebenarnya tidak semata-mata membatasi untuk melahirkan anak, semasa orde baru sering dikampanyekan “Cukup 2 Anak”, namun ia menjelaskan kepanjangan dari KB sendiri adalah Keluarga Berencana yang artinya keluarga yang harus direncana bagi bersangkutan.
“Artinya keluarga yang harus direncanakan dan diintervensi oleh Pemerintah, kenapa perlu direncanakan, supaya anak-anak yang dilahirkan oleh keluarga yang bersangkutan itu menjadi anak-anak Bangsa yang berkualitas, maksudnya bagaimana pola kehidupan anak dan pendidikannya, tentu orang tua harus bisa memperkirakan masa depan si anak,” kata Nicholaus.
Ia mencotohkan jika keluarga bersangkutan memiliki dua anak bisa dikuliahkan kenapa mesti harus tiga, menurutnya jika ada satu, dua atau tiga anak dalam keluarga seandainya bisa di biayai tidak menjadi masalah, sehingga terencana.
“Terencana dalam hal kondisi rumah, seandainya punya anak tiga atau empat, ada tidak tempat anaknya, ini sangat sepele, sederhana, karena kaitannya adalah kesehatan pada anak, misalnya lingkungan keluarga kan, itu kesehatan anak-anak yang dilahirkan itu bagaimana, itu maksudnya terencana, jadi harus dipikirkan dengan baik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa jangan sampai anak-anak yang dilahirkan tidak memiliki tempat dan menjadi gelandangan sehingga menderita giji buruk atau sebagainya yang mempengaruhi masa depan anak, dan ini yang menjadi pentingnya keluarga terencana atau berencana.
“Jika dua hala itu saja tidak bisa dilaksanakan kesehatan dan ekonomi, maka dia sendiri yang membatasi dirinya, bukan pemerintah, misalnya saya membatasi anaknya cukup dua sajalah, ini contohnya, bahkan lebihpun kalau orang tua sanggup membiayai kehidupan anak-anaknya silahkan saja, sekarang ini pemerintah tidak lagi tujuannya sebatas membatasi, tapi bagaimana keluarga itu bisa merencanakan keluarganya dengan baik,” lanjutnya.
Kata Nicholaus, saat ini tidak ada lagi kampanye terlalu masif dua anak lebih baik, karena pihak bersangkutan lebih fokus kepada Keluarga Berencana, sehingga keluarga masyarakat bisa terencana dengan baik mengambil keputusan dalam berumah tangga.
Ia menyebutkan pihaknya juga melakukan sosialisasi pada Generasi Muda (Genre) baik tingkat SMA maupun kepada anak-anak lainya dengan tujuan mereka bisa membayangkan bagaimana suatu saat menjadi keluarga dengan terencana. (Str)