Iklan

Keterbatasan Guru dan Bahan Ajar. Pelajaran Budaya Mentawai Tidak Maksimal

Selasa, 10 Desember 2019, Desember 10, 2019 WIB Last Updated 2019-12-11T11:11:26Z
Anak - anak Mentawai dalam salah satu kegiatan kesenian Mentawai.

SASARAINAFM.COM | TUAPEIJAT-  Meski telah masuk pada kurikulum pelajaran  muatan lokal, ternyata penerapan pelajaran Budaya Mentawai (Bumen) masih dirasakan belum maksimal.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai, Lauren Saruruk mengatakan tidak maksimalnya penerapan mata pelajaran Budaya Mentawai itu salah satunya disebabkan masih kurangnya guru untuk mengajar budaya Mentawai, selain juga masih terbatasnya bahan ajar.

“Sebenarnya budaya Mentawai itu seperti ekskul, dengan dasar pengajaran  SK Pemkab Mentawai, diberikan dia prioritas dalam hal pembelajaran di semua tingkat sekolah yang ada di wilayah Mentawai. Tapi kendalanya  masih kesulitan mencari bahan ajar, dan juga  kesulitan mencari guru  yang benar-benar  memahami budaya Mentawai,” kata Lauren   di Tuapeijat, Senin, (9/12).

Lauren mengatakan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai sampai saat ini masih diajarkan kepada siswa-siswi  dari kelas IV sampai kelas VI SD khususnya di beberapa sekolah di pulau Siberut, " meski tidak semua SD di Mentawai, tapi pelajaran Budaya Mentawai ini masih tetap diajarkan di pulau Siberut, seperti di Munthe, Matotonan dan beberapa sekolah lainnya," ujar Lauren.

Lauren menyebutkan, kedepan pihaknya akan mengusulkan adanya rekrutmen khusus untuk guru pengajar budaya Mentawai, sedangkan untuk bahan ajar budaya Mentawai tingkat SMP sampai saat ini masih dalam proses menyangkut penyampaian materi yang memuat konten budaya asli Mentawai.

Untuk memaksimalkan peningkatan pendidikan budaya Mentawai kepada siswa-siswi, menurut Lauren harus ada dukungan dana dalam arti anggaran guna memvalidasi data di lapangan, apalagi mengingat  kondisi geografis Mentawai menjadi suatu kendala dalam melakukan pengumpulan data, misalnya mengenai jumlah peratan tradisional Mentawai dalam sebuah uma. Menurutnya ada 11 kebudayaan yang ada di Mentawai, sesuai dengan Undang-Undang No. 5 tahun 2017, salah satunya kesenian.

“Dari 11 itu salah satunya kesenian, kesenian itupun belum diuraikan. Bagaimana menguraikannya, tentu kita dalam konteks kajian, harus kroscek ke lapangan, misalnya lagu atau urai Sikerei sekian, bagaimana pembelajarannya, termasuk pakaian adat yang kemaren di lakukan lokakarya,” kata Lauren.

Pendidikan Budaya Mentawai yang diberikan oleh guru kata Laurrn merupakan pengenalan nama-nama alat tradisional Mentawai, seperti nama keranjang, luat atau kabit (cawat). selain pengenalan nama-nama alat tradisional juga siswa-siswa langsung melihat bentuk atau mempraktekkan langsung cara pembuatannya.  (Suntoro)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Keterbatasan Guru dan Bahan Ajar. Pelajaran Budaya Mentawai Tidak Maksimal

Terkini

iklan2

Iklan