![]() |
Foto Ilustrasi |
Winaldi menyebutkan keberadaan pos gizi merupakan pelayanan yang dilakukan diposyandu dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita yang kemudian diidentifikasi apakah seorang balita termasuk kategori kurang gizi, gizi buruk atau stunting.
"Kita berharap dengan adanya pelayanan pos gizi di daerah, dapat menurunkan angka gizi buruk seperti stunting, dan kurang gizi," ujar Winaldi saat dihubungi melalui telpon genggamnya, Rabu (13/11).
Adapun yang terlibat pada pos gizi menurut Winaldi diantaranya, kader, ibu balita, pemegang program KIA, dan bidan desa.
Sementara bantuan anggaran untuk memberdayakan pos gizi bisa berasal dari dana desa dan dana bantuan operasional kesehatan (BOK).
"Saat ini pada beberapa pekarangan kebun gizi di desa dan dusun kecamatan Siberut Barat Daya bahkan terdapat tanaman seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, dan makanan lokal Mentawai seperti keladi yang bisa dimanfaatkan masyarakat demi memenuhi kebutuhan gizinya," tuturnya
Ia berharap hal tersebut dapat memotivasi daerah lainnya dalam meningkatkan asupan gizi balita dan keluarga, dan rutin mengikuti pelayanan kesehatan di pos gizi ataupun pusat layanan kesehatan yang tersedia. (KS)