![]() |
Wabup Mentawai Kortanius Sabeleake |
SASARAINAFM.COM, TUAPEJAT_Wakil
Bupati Kepulauan Mentawai, Kortanius Sabeleake, menghimbau kepada masyarakat
Mentawai agar tidak lagi membangun perumahan di pinggir pantai.
Hal ini dikatakannya saat ditemui
di ruang kerjanya pada Senin (4//2/2019), ia menyampaikan bahwa untuk
meminimalisir terjadinya korban Tsunami sebaiknya masyarakat memilih membangun
rumahnya di lokasi yang jauh dari bibir pantai atau mencari tempat yang layak
dan aman dari terjangan gelombang tinggi atau Tsunami.
“Untuk meminimalisir bencana yang
terjadi sekali lagi Pemerintah tidak mengizinkan masyarakat untuk membangun
rumah di tepi pantai, bangunan - bangunan dengan laut. Yang kedua pemerintah
tidak lagi membangun jalan dekat tepi laut, supaya masyarakat tidak membangun
rumahnya di dekat pantai,” katanya..
Meski disampaikannya masyarakat
Mentawai kebanyakan kehidupannya nelayan atau melaut, namun untuk perumahan dan
menjaga keselamatan sebaiknya membangun rumah di dataran tinggi. Sebab gempa
yang terjadi di Kepulauan Mentawai disebabkan oleh patahan, dan gempa bumi yang
terjadi di Mentawai sudah dikenal seluruh dunia.
Selain itu pemerintah juga
memperluas bangunan atau jalan evakuasi, dan kepada masyarakat jangan terlalu
berharap untuk membangun rumah permanen 100 persen, ia menyebutkan rumah dari
kayu lebih tahan gempa, maka dari itu ia mengajak masyarakat untuk menjaga
kayu, karena resiko kerusakan akibat gempa lebih kecil.
Akibat gempa yang terjadi
beberapa hari lalu, beberapa bangunan fisik di daerah Sikakap rusak, seperti
bagunan mercusuar roboh, jalan retak, Puskesmas di Malakopa retak dan papan
nama puskesmas jatuh, dan yang parahnya Gereja GKPM di Dusun Kaute Desa Taikako
Kecamatan Sikakap bagian depannya roboh.
Meskipun Gempa tidak berpotensi
Tsunami dan tidak ada korban jiwa, kita tetap waspada”katanya.
Ia menyampaikan bahwa jika
terjadi gempa, yang pertama dilakukan adalah lari menyelamatkan diri di daerah
dataran tinggi, untuk menghindari Tsunami, “kita tidak perlu menunggu
informasi, lebih baik kita antisipasi, keluar, karena daerah kita ini adalah
daerah rawan bencana,” lanjut Kortanius..
Selain itu dia mengatakan bahwa
kita juga harus peduli dengan orang lain yang ada di sekitar kita, jika
memungkinkan kita harus menyelamatkan atau membantu yang lain. Ia
mencontohkan jika ada gempa mestinya kita menyelamatkan tetangga kita, malah
kita mengejar anak di sekolah, sebab kata Kortanius anak - anak di sekolah ada
gurunya yang mengawasi dan itu tanggung jawab guru - guru di sekolah.
“Biarkan orang lain yang
menyelamatkan mereka (anak), kalau kita semua peduli, maka anak kita yang ada
di tempat lain pasti akan diselamatkan orang. Kita juga harus memiliki tempat -
tempat yang nyaman, rumah kita jangan lagi dibangun di pinggir pantai, maka
kita Pemerintah tidak lagi memberi rekomendasi membangun rumah di pantai -
pantai, jadi kita harus membangunnya di daerah dataran, daerah yang lebih
tinggi, aman lebih jauh dari tepi pantai” ujarnya.
Kortanius mengajak masyarakat
untuk menanam makanan di ladang atau kebun, sebab jika terjadi bencana
masyarakat bisa bertahan dengan adanya makanan yang ditanam, sembari menunggu
bantuan dari pemerintah datang.
“Dimana ada kebun kita, kita
harus bisa menanam tanaman yang bisa kita makan, misalnya ubi, keladi, pisang
dan sebagainya. Orang lain tidak punya makan namun kita ada stok, jadi jangan
menanam tanaman satu jenis saja, tetapi macam - macam,” tuturnya..
Ia juga menghimbau kepada
masyarakat untuk tidak terlalu takut dan panik namun waspada dan mengantisipasi,
karena dimanapun kita berada pasti ada bencana.
Terkait dengan beberapa bangunan
yang rusak Kortanius menghimbau kepada pihak Pemerintah setempat, seperti
Dusun, Desa dan Camat untuk menyampaikan informasi menyangkut kondisi
masyarakat atau kerusakan bangunan yang terjadi, kepada Pemerintah Kabupaten.
“Kita mengharapkan kepada
pemerintah setempat untuk menyampaikan kondisi yang terjadi di daerahnya masing
- masing, kita juga berharap kedepannya untuk bangunan itu lebih kokoh lagi,
lebih baik lagi, dan jangan asal buat, bangunlah dengan takaran yang sesuai
jangan asal bangun, dan juga kita berharap membangun gereja atau fasilitas
lainnya lebih banyak kayunya,” tutup Kortanius. (Suntoro)