SASARAINAFM.COM | TUAPEIJAT - Dinas lingkungan hidup dan kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai bersama Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Udayana menggelar sosialisasi kajian akademis penyusunan rancangan penanaman pada kawasan perlindungan setempat, kegiatan pengelolaan keanekaragaman hayati Kabupaten / Kota di ruang rapat kantor Bupati Kepulauan Mentawai, Selasa (08/06/2021).
Kegiatan dihadiri oleh Kepala daerah, perwakilan Komisi III DPRD Mentawai,
asisten, staf ahli, dan para Kepala OPD terkait.
Dalam sosialisasi tersebut, fokus pengembangan budidaya tanaman yang dimaksud adalah bambu.
Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet mengatakan bahwa alasan menggandeng stakeholder dari Bali karena pengalamannya yang bisa memadukan high technology dengan budaya.
"Kita harus terus berinovasi memanfaatkan teknologi yang ada, namun tidak lepas dari budaya atau kebiasaan di daerah kita. Harapannya, hasil kajian ini dapat dituangkan pada perencanaan ke depan yang dekat dengan kondisi di Mentawai," ujar Yudas saat sosialisasi, selasa (08/06/2021).
Budidaya bambu ini ke depan diharapkan menggeliatkan sektor pariwisata, pertanian, kerajinan, perekonomian, konstruksi bangunan, dan aspek kehidupan lainnya.
Bambu diketahui memiliki sejumlah manfaat dari akar hingga pucuknya, misalnya sebagai bahan asap cair, kerajinan, makanan, obat-obatan, kertas seni, pupuk, pakan ternak, papan serat, biomassa, bahan bakar, dan lain sebagainya.
"Ini tantangan bagi kita dan harus bisa diimplementasikan. Budaya sebaiknya kita olah dan kembangkan sesuai teknologi yabg ada dan seharusnya dapat memberikan dampak ekonomi. Ingin membuat kreasi apapun, berangkat dari budaya. Orang bisa maju karena budayanya," imbuh Yudas.
Menurutnya, perlu memiliki cita rasa atau sense yang dalam lagi terkait budaya karena memiliki keunikan dibanding daerah lainnya. Jadi, masyarakat pribumi perlu mengeksplorasi kekayaan alam dan budaya daerahnya.
Saat bersamaan, Fernando Sabajou
Anggota DPRD Mentawai turut menyatakan supportnya akan rencana pengembangan budidaya bambu di spot yang ada di Mentawai.
"Perlu dilakukan perencanaan bersama
dan benar-benar terimplementasi . Kemudian, sosialisasi kepada masyarakat terkait bambu yang akan dimasukkan dan dampaknya ke depan perlu diberikan. Harapannya, OPD terkait memiliki satu pemikiran dan tujuan sehingga dapat terealisasi," ujarnya.
Sementara itu, Diah kencana, Ketua tim peneliti bambu lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Udayana menyatakan bahwa pihaknya siap untuk menjalankan program yang diamanatkan untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya.
"Terkait pengembangan bambu kita akan melihat potensi dan komposisi tanah yang bisa ditanami jenis bambu. Dari kajiannya, ke depan kita akan garap dan membuat masterplannya," ujar Diah Kencana.
Terkait jenis bambu yang dikembangkan akan mengutamakan bambu yang ada dan yang bisa dikonsumsi. Ia mengimbuhkan bahwa bambu dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun sehingga sangat bagus untuk dibudidayakan karena memiliki
nilai ekonomis dan nilai ekologi.
Ia berharap, ke depan Pemerintah daerah setempat memiliki komitmen melanjutkan program bambu tersebut.
(KS)