SASARAINAFM.COM│NUSA DUA, BALI – Pengaktifan kembali atau re-aktivasi pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman) dinilai memerlukan sinergi berbagai pihak termasuk koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta kesiapan penerapan protokol kesehatan yang memenuhi standar di setiap destinasi.
Untuk kepentingan itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Organisasi Pariwisata PBB (UNWTO) membahas upaya pembukaan kembali perjalanan wisata internasional ke Bali.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam sambutannya, pada acara Press Briefing Update on Bali Tourism, di Sofitel Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12/2020), menyambut baik dukungan dari Kemenlu dan UNWTO untuk membuka kembali wisata internasional.
“Karena dalam hal ini, Kemenparekraf tidak bisa berjalan sendiri, perlu dukungan dan kerja sama dari kementerian/lembaga lainnya. Dengan adanya dukungan dari Kemenlu dan UNWTO ini diharapkan pariwisata khususnya di Bali bisa segera bangkit dan border perjalanan wisatawan mancanegara dibuka kembali,” kata Ni Wayan Giri.
Turut hadir dalam Press Briefing Update on Bali Tourism Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu Febrian Alphyanto Ruddyard, Sekretaris Jendral Kemenlu Cecep Herawan, dan Director for Asia and the Pacific UNWTO Harry Hwang.
Lebih lanjut, Ni Wayan Giri mengatakan dalam rangka persiapan untuk pembukaan perjalanan bagi wisatawan mancanegara, Kemenparekraf telah mengeluarkan panduan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) untuk industri pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti hotel, restoran, pelaksanaan kegiatan event, MICE, dan industri kreatif lainnya.
“Panduan ini mengacu pada protokol kesehatan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan kementerian/lembaga lain, serta mengadopsi peraturan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti, WHO dan UNWTO. Hal ini perlu dilakukan sebagai tahap persiapan dalam menyambut wisatawan mancanegara,” jelas Ni Wayan Giri.
Selain itu, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 6.606 pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif tersertifikasi InDOnesia CARE atau disingkat I DO CARE untuk pelaku usaha yang dengan komitmen kuat dalam menerapkan protokol kesehatan CHSE.
“Untuk Bali, ditargetkan sebanyak 1.000 pelaku usaha yang mendaftar. Sampai saat ini telah ada 666 pelaku usaha yang sudah selesai disertifikasi secara gratis, terdiri dari 313 hotel dan 353 non-hotel,” ujar Ni Wayan Giri.
Ni Wayan Giri berharap seluruh masyarakat Indonesia, khususnya yang tergabung di dalam unsur pentahelix, yaitu akademisi, bisnis, community, goverment, dan media dapat saling mendukung dalam penerapan protokol kesehatan sehingga dapat meningkatkan keyakinan wisatawan untuk berkunjung kembali ke Indonesia. Kehadiran pejabat UNWTO secara langsung ke Bali adalah bukti nyata, tahapan persiapan pembukaan kembali Bali untuk wisatawan internasional telah dilaksanakan dengan benar.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu, Febrian Alphyanto Ruddyard, mengatakan dukungan dan kerja sama multilateral memainkan peranan penting, khususnya dalam pembangunan semua sektor termasuk pariwisata global di masa pandemi ini.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Kemenlu dan Kemenparekraf bekerja sama dengan UNWTO telah melaksanakan seminar bertajuk “Capacity Building Workshop on Restarting International Tourism in Bali”. Seminar ini untuk membahas strategi pemerintah dalam upaya membuka kembali pariwisata, meliputi perumusan kebijakan, prosedur, sarana dan prasarana kesehatan, serta protokol keimigrasian di masa adaptasi kebiasaan baru.
Febrian menambahkan, Press Briefing Update on Bali Tourism juga merupakan upaya Kemenlu dalam memberikan dorongan dan menumbuhkan dukungan publik, baik domestik maupun internasional bagi proses revitalisasi pariwisata Bali.
“Kami berharap melalui seluruh rangkaian kegiatan ini, Indonesia dapat menunjukkan kesiapannya untuk menerima kembali wisatawan mancanegara dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan,” kata Febrian.
Sementara itu, Director for Asia and the Pacific UNWTO, Harry Hwang menyampaikan penghargaannya atas upaya-upaya pemerintah Indonesia dalam menyiapkan destinasi pariwisata di masa pandemi ini dan penerapan protokol kesehatan CHSE merupakan terobosan yang sangat tepat. Harry juga berharap dukungan yang diberikan, serta kerja sama yang terjalin antara Indonesia dengan UNWTO untuk membuka kembali perjalanan wisata bagi mancanegara bisa menjadi contoh yang baik bagi negara-negara tetangga dalam mengembangkan dan memulihkan sektor pariwisata di masa pandemi.(dio)