Terlihat ceria, Ananda Dayu Gifari dengan semangat mengaduk minuman milkshake seperti gaya seorang bartender. (IST) |
SASARAINAFM.COM │ TUAPEJAT - Dirumahkan akibat pandemi Covid-19 oleh salah satu resort tempatnya bekerja, tidak membuat Ananda Dayu Gifari, 26, berdiam diri. Dengan skill yang dimilikinya, dia mulai menggeluti usaha milkshake. Seperti apa?
Barangkali tidak banyak anak muda yang
kreatif memilih membuka usaha setelah putus kontrak di tempat kerja. Apalagi,
di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Namun, hal itu, semua itu tidak berlaku
bagi pria yang karib disapa Nanda ini. Pria tamatan Universitas Pariwisata
Indonesia (UPI) Yogyakarta, lulusan 2018 ini, menekuni usaha lapak milkshake.
Ramah dan santun kepada pembeli adalah
modal utamanya. Itulah yang tergambar ketika wartawan berkunjung ke lapak
milkshake-nya yang ada di Jalan Raya Tuapejat KM 6. Kala, itu, dia tengah
menyiapkan minuman seorang konsumen dengan jugling atau meracik minuman ala
bartender.
“Saya baru menekuni usaha ini, semenjak
pandemi Covid-19. Atau tepatnya, setelah dirumahkan dari salah satu resort
tempat saja bekerja. Awalnya sih, ada teman yang nawarkan untuk buka usaha ini
dan dia punya mitra untuk memesan bahan baku,” cerita Nanda.
Nah, dengan bekal yang sudah ada, saya
jawab,” kenapa tidak,” ungkap pria kelahiran, Padang, 15 September 1994
tersebut. Tamatan Sarjana Pariwisata ini mengaku, tidak malu sedikitpun
menggeluti usahanya tersebut asalkan halal dan tidak merugikan orang lain.
Diakuinya, secara finansial, hasil usaha
lapak milkshake-nya memang tidak sebanding bekerja sebagai chef (koki) pada
resort tempat sebelumnya dia bekerja. Namun, bagi dia, bertahan dengan
menangkap peluang usaha adalah salah solusi terbaik pada masa pandemi Covid-19.
“Kalau soal perbandingan penghasilan di
resort dan usaha ini, memang berbeda jauh. Tapi, paling tidak, saya tidak
selalu merepotkan orang tua dan bisa buka usaha sendiri,” ungkap anak pertama
dari pasangan Rahadyo dan Yetsimiati ini.
Saat ini, kata dia, jenis milkshake yang
dijualnya baru 10 varian atau rasa dengan harga Rp 10 ribu per sajian atau
gelas. Ke depan, kata dia, akan ada topping minuman milkshake tersebut.
Tentunya, kata dia, mesti ada perangkat media untuk membuat topping minuman
tersebut.
“Sekarang saya sedang menambung untuk membeli alat pembuat topping. Kemudian, juga ingin punya tempat atau lapak sendiri dan bisa menjual menu lainnya yang tidak hanya minuman, tapi juga meyediakan makanan,” kata pria lajang ini. (dio)