Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate
SASARAINAFM.COM
│JAKARTA - Pemerintah melakukan
percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi untuk mendukung
transformasi digital Indonesia.
Menteri
Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan pembangunan infrastruktur
telekomunikasi maju satu dekade sekaligus sebagai upaya mengantisipasi pandemi
Covid-19 dan dinamika dunia digital.
"Maju
satu dekade untuk mendukung transformasi digital Indonesia. untuk menghadapi
pandemi Covid-19 dan perkembangan digital," ujarnya dalam Konferensi Pers
usai Puncak Peringatan Hari Nusantara ke-63 Tahun 2020 di Econvention Ancol,
Jakarta, Minggu (13/12/2020).
Menurut
Menteri Johnny saat ini Kementerian Kominfo tengah mengupayakan pembangunan
infrastruktur telekomunikasi agar pada akhir 2022 seluruh desa dan kelurahan di
Indonesia terjangkau jaringan 4G.
"Pada
akhir Tahun 2022 seluruh desa dan kelurahan di Indonesia sebanyak 83.218 desa
dan kelurahan seluruhnya sudah bisa terjangkau sinyal 4G," jelasnya.
Menteri
Kominfo menegaskan atas dukungan Presiden Joko Widodo dan berdasarkan keputusan
politik yang kuat, upaya menyelesaikan daerah blankspot tersebut
dibiayai melalui bauran pembiayaan atau blended
financing. "Dengan begitu, percepatan pembangunan maju lebih
cepat yakni 10 tahun," tandasnya.
Menteri
Johnny berharap dengan adanya dukungan dari berbagai pihak dan seluruh elemen
bangsa, pada akhir tahun 2022 nanti seluruh desa dan kelurahan di Indonesia
yang berjumlah 83.218 sudah bisa terjangkau sinyal 4G.
“Ada 3.435
desa dan kelurahan yang berada di wilayah non-3T, para pimpinan operator seluler telah berkomitmen secara simultan untuk menyelesaikan
pembangunan atau menghadirkan sinyal di wilayah non-3T tadi selambat-lambatnya
pada tahun 2022 juga, sehingga sisanya 9.113 desa dan kelurahan akan dibangun
oleh Kominfo,” jelasnya.
Tak
Gampang
Hasil
Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1945 yang dicetuskan oleh Perdana Menteri
Indonesia Djuanda Kartawidjaja menyatakan kepada dunia bahwa luas wilayah
nasonal Indonesia 7,8 juta persegi. "Adapun 1,9 juta merupakan wilayah
daratan, 3,25 juta wilayah perairan dan 2,55 juta masuk dalam wilayah Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE)," ungkap Menteri Kominfo.
Menurut
Menteri Johnny, luasnya wilayah Indonesia berdasarkan Deklarasi Juanda
merupakan proklamasi kemerdekaan kedua.
"Awal
diperingatinya Hari Nusantara yang dikenal sebagai Deklarasi Djuanda sebagai
proklamasi kemerdekaan kedua. Di mana wilayah yang tadinya tidak terhubung
dihubungkan dengan Deklarasi Djuanda melalui United
Nation Convention of The Law of the Sea," tuturnya.
Dengan
lebih dari 17.500 pulau yang tersebar di kawasan 7,8 kilometer persegi
tersebut, pemerataan pembangunan infrastruktur telekomunikasi menjadi tantangan
tersendiri.
"Untuk
menjangkau sebaran penduduk yang begitu luas tentu deployment infrastruktur
telekomunikasi dan informatika bukan pekerjaan yang gampang,” ujar Menteri
Kominfo.
Meskipun
demikian, Pemerintah berkomitmen untuk membangun berbagai infrastruktur
teknologi, informasi dan komunikasi (TIK).
"Mulai
dari membangun 348 ribu kilometer fiber optik backbone
broadband di daratan sepanjang 226 ribu KM dan di dasar laut
123 ribu KM. Itu belum cukup, ternyata kita masih harus membangun tambah lagi
dari sisi hulu. Kita saat ini menggunakan 9 satelit telekomunikasi diantaranya 5 satelit telekomunikasi
nasional dan 4 satelit telekomunikasi asing yang kita sewa, dan kita akan
meletakkan satelit multifungsi dengan kapasitas 150 GB per second di 146 bujur
timur slot orbit kita,” papar Menteri Johnny.
Menteri
Kominfo berharap Satelit Multifungsi Republik Indonesia atau SATRIA itu pada
kuartal ke-IV tahun 2023 nanti sudah bisa digunakan.
“Kebutuhan
itu saja belum cukup, kalau dilihat dari sisi hilir ternyata masih terdapat
12.548 desa dan kelurahan yang blank spot, yang belum ada sinyalnya yang kalau
dilakukan secara biasa-biasa saja membutuhkan waktu setidaknya baru bisa
diselesaikan tahun 2032,” tandasnya menegaskan kembali waktu yang dibutuhkan
untuk membangun infrastruktur telekomunikasi tanpa ada kebijakan afirmatif dari
Pemerintah.
Dukung
Layanan Publik
Tidak hanya
itu, dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan perkembangan digital untuk kebutuhan telemedicine,
Kementerian Kominfo melalui Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) juga akan menyelesaikan akses internet di
sekitar 3.126 fasilitas layanan kesehatan dari total sekitar 13.011 fasilitas
layanan kesehatan.
“Kementerian
Kominfo melakukan akselerasi pembangunannya dengan memanfaatkan satelit yang
tersedia dalam kurun waktu satu kuartal dari bulan Oktober, November dan
Desember ini 3.126 puskesmas yang belum ada WiFi disediakan. Dengan demikian di
awal tahun 2021 seluruh puskesmas dan rumah sakit di Indonesia sudah bisa
dlayani dengan akses WiFi, sehingga telemedicine bisa
dilakukan dengan baik,” papar Menteri Johnny.
Dengan
adanya Satelit SATRIA-1 pada tahun 2003 nanti diharapkan ada 93.900 sekolah
akan dilayani melalui akses internet yang langsung dihubungkan ke satelit.
"Kemudian,
akses internet sisanya akan digunakan untuk pelayanan pemerintah, baik
pemerintahan desa, Kamtibmas dan kebutuhan kemasyarakatan lainnya," tutur
Menteri Kominfo.
Menurut
Menteri Johnny, dalam Roadmap Kementerian Kominfo, untuk penyediaan bandwidth dan
peningkatan layanan kecepatan, Kementerian Kominfo akan menambah kapasitas
satelit.
"Untuk
itu Indonesia sampai dengan tahun 2030 setidaknya membutuhkan 0,9 atau hampir 1 terabyte per second kapasitas
satelit. Untuk satelit SATRIA-1 nanti diproduksi oleh Thales Perancis dan roket
peluncur yang akan mengantar satelit ini ke orbit buatan Space X Falcon-9,”
jelasnya.
Digitalisasi Desa
Dalam
konferensi pers, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Anwar Sanusi mengatakan, mandat besar dari
Presiden Joko Widodo untuk percepatan transformasi digital yang dilakukan oleh
Kementerian Kominfo juga menjadi perhatian serius dalam pembangunan desa.
“Khusus
pembangunan desa saat ini kita ada 74.953 desa di 434 kabupaten di 33 provinsi,
saat ini kita punya klaster pembangunan desa yang ada di desa tertinggal,
sangat tertinggal, desa berkembang, maju dan mandiri,” ujarnya.
Menurut
Sekjen Kemendes PDTT seluruh potensi desa akan bisa bergerak mendorong dan
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi bangsa karena desa adalah masa depan
Indonesia. upaya tersebut menurutnya bisa berjalan baik jika melakukan
transformasi digital sampai ke tingkat desa kita di seluruh penjuru Tanah Air.
“Kita punya
unit-unit usaha, punya instrument, punya kelembagaan ekonomi yang ada di desa
yang harusnya harus masuk ke pasar global. Ada Badan Usaha Milik Desa (BUMD),
ada Badan Usaha milik desa bersama dan seterusnya yang sekarang harus masuk
pada ekosistem digital,” jelasnya
Dengan
target akhir tahun 2022 seluruh desa akan mendapatkan akses internet sangat
membantu ekosistem desa untuk memproduksi hasil unggulannya agar masuk pada
pasar global.
“Ini yang
kami kira sangat membantu dan mendukung supaya desa-desa kita yang tadinya
tertinggal dan sangat tertinggal bisa lebih cepat, lebih maju, lebih berkembang
dan bisa mendorong secara terus-menerus pertumbuhan ekonomi yang ada di desa,” jelas Sekjen Anwar Sanusi.
Sekjen
Kemendes PDTT menyatakan potensi pariwisata di desa yang sangat strategis bisa
dipromosikan dengan baik dan berkembang sampai ke pasar global jika dibantu
dengan infrastruktur digital yang masif, Saya kira ini juga sangat
berkesesuaian dengan konsep bapak Presiden tentang Desa Digital, membangun
infrastruktur atau tol langit dan eterusnya itu sangat membantu desa-desa kita
di seluruh penjuru Tanah Air,” imbuhnya. (dio)