Tim medik veteriner Dispangtan Mentawai menyemprot desinfektan pada kandang-kandang babi |
SASARAINAFM.COM | TUAPEIJAT - Sekitar 7.500 ekor babi hasil
ternak di pulau Sipora Kabupaten Mentawai mati akibat serangan
virus African Swine Fever (ASF).
Kepala dinas ketahanan pangan dan
pertanian Mentawai, Hatisama Hura memastikan hal itu berdasarkan hasil analisis
medik balai veteriner di Bukit tinggi Sumbar beberapa waktu lalu.
Hura menyebutkan, kematian
ribuan ekor babi tersebut tidaklah mendadak, atau sekaligus mati,
namun ada gejala seperti bintik merah di sekitar telinga dan perut,
lemas, tidak mampu berdiri, dan tidak mau makan, dan akhirnya mati dalam
kurun satu sampai empat hari.
Atas kejadian itu, Hura menghimbau
kepada masyarakat terutama para peternak babi agar menjaga sanitasi dan
kebersihan lingkungan kandang, jika sudah mati, sebaiknya dikubur atau dibakar.
"kalau babi sudah terindikasi
sakit, maka dipotong lalu dibagi bagikan karena ASF tidak bersifat zoonosis
atau tidak memberi penularan penyakit pada manusia, kebanyakan kalau sudah mati
dikubur atau dibakar tidak dibuang sembarangan, " kata Hatisama.
Pemerintah Mentawai, kata Hura juga
sudah keluarkan surat edaran kepada warga untuk tidak membawa ternak babi dari
pulau Sipora ke pulau lain, untuk menghindari penularan virus asf itu.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada
4.364 ekor babi mati terinfeksi virus ASF di 5 desa dari 7 desa kecamatan
Sipora selatan dan 3.136 di di 5 desa dari 6 desa kecamatan Sipora utara.
Adanya serangan virus ASF yang
merugikan para peternak di Mentawai, kata Hura juga mendapat perhatian dari
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dengan adanya bantuan obat-obatan seperti
antibiotik, vitamin, dan desinfektan, dan pihak Dispangta. Mentawai telah
melakukan penyemprotan desinfektan pada kandang-kandang dan injeksi vitamin
serta antibiotik pada babi untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. (KS)