Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet saat berikan pengarahan rencana pembangunan pabrik pengolahan pisang di desa Bulasat Pagai Selatan. |
SASARAINAFM.COM | SIKAKAP -Komoditi pisang di Kepulauan Mentawai yang melimpah ruah agaknya belum mampu mengangkat ekonomi masyarakat Mentawai, padahal pisang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Menanggapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai bekerjasama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berencana akan membangun pabrik industri tepung pisang di Kecamatan Pagai Selatan.
" Kita mengembangkan ekonomi tidak semata-mata sifatnya uang, tetapi bagaimana sekaligus membangun peradaban masyarakat Mentawai lebih baik lagi, kita mengangkat ekonomi berbasisi budaya masyarakat Mentawai, " Kata Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet Kepada wartawan, Selasa (28/01) di Sikakap.
Menurutnya pisang merupakan salah satu budaya Mentawai, karena merupakan makanan khas orang Mentawai dari dulu hingga sekarang, jadi kata dia masyarakat sangat paham dengan penanaman pisang yang baik.
" Entah dari mana datangnya pisang itu dari dulu hingga sekarang sudah ada pisang. Hal ini sangat efisien untuk dikembangkan, karena tidak lagi harus memberikan pemahaman apa itu pisang dan cara penanamannya, masyarakat sudah tau, sekarang kita angkat melalui pengelolaan pisang secara moderen," paparnya.
lebih lanjut Ia menyebutkan bahwa industri pengolahan tepung pisang akan mendongkrak perekonomian dari sektor lainnya, misalnya jasa transportasi dan sebagainya, tepung juga bisa digunakan untuk bahan pembuatan berbagai macam jenis kue.
"Namun kita belum sampai ke situ kita masih memproduksi dalam bentuk tepung dan nanti langsung ada penampungnya," tukasnya.
Ia menyebutkan rencananya pabrik tersebut akan dikelola oleh Bumdes bersama tenaga profesional, yang jelas kata Yudas masyarakat sekitar akan mendapatkan dampak positifnya.
"tapi persoalan bukan pada petani, justru pada bumdesnya kita melihat belum siap, dan ini memberikan gambaran kepada kita untuk lebih kerja keras lagi, " timpalnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut itu beberapa kepala OPD yang terkait, Camat dan Kepala Desa setempat diminta segera menuntaskan persoalan lahan rencana pembangunan pabrik industri pisang, selanjutnya akan diserahkan ke Kemendes PDTT untuk ditindaklanjuti.
Yudas menggambarkan prospek kedepan jika pabrik industri tepung pisang tersebut jadi, pabrik tersebut mampu menghasilkan 500 Kg dalam satu jam, kemudian dalam satu hari mampu beroperasi selama 8 jam, maka dalam satu hari produk tepung pisang yang dihasilkan mencapai kurang lebih 4 Ton.
"Bayangkan berapa tandan pisang yang dibutuhkan untuk memproduksi tepung sebanyak 4 Ton, kemudian berapa tenaga kerja yang bisa diserap, kemudian tenaga kerja, tidak hanya yang bekerja di pabrik tetapi petani pisang juga tenaga kerja, kemudian bagian jasa transportasi juga akan jalan nantinya," paparnya.
Ia menyebutkan bahwa hasil pengelolaan pabrik industri tepung pisang melibatkan tiga pihak diantara Kemendes bantu Pemerintah Daerah Mentawai dalam hal ini Bumdes, kemudian Kemendes mencarikan off taker yang membantu memasarkan hasil produksi tepung pisang.
"Harapan kita ini harus, setelah dapat lahan pembangunan pabrik langsung kita antarkan ke kementerian setelah itu sudah pasti langsung ditender, dan harapan kita tahun ini jadi pabriknya," pungkasnya. (Red)