Foto Ilustrasi |
Asni Karlina Sanenek, Kasi Kesiswaan PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai menyebutkan dari 665 orang yang bakal mengikuti ujian kesetaraan itu sebagian besar karena putus sekolah, dan masalah ekonomi.
" Sebagian karena putus sekolah, dan penyebabnya ada berbagai, seperti adanya kasus di sekolah, kesulitan membayar biaya pendidikan, dan jauhnya jarak sekolah dari rumah, " kata Asni di Tuapeijat Senin, (15/7).
Penyelenggaraan ujian Paket A, B, dan C yang bakal digelar di setiap kecamatan dan dikelola oleh lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) itu menurut Asni terbagi untuk ujian kesetaraan paket A setara SD bakal diikuti 274 orang, paket B setara SMP diikuti 196 orang, dan ujian paket C setara SMA bakal diikuti 195 orang.
Sementara itu Kasi Kurikulum PAUD Dikmas Disdikbud Mentawai, Anjelo Kalil menyebutkan, penyelenggaraan ujian kesetaraan di Mentawai sedikit mengalami kendala yang disebabkan tidak aktifnya PKBM di empat kecamatan.
" Ya memang sudah kurang lebih tiga tahun ini, dari sepuluh PKBM di sepuluh kecamatan ada empat kecamatan yang PKBMnya tidak aktif, seperti di Sipora Utara, Sikakap, Pagai Selatan dan PKBM Kecamatan Pagai Utara, " kata Anjelo.
Tidak aktifnya keempat PKBM itu menurut Anjelo disebabkan beberapa kendala, diantaranya belum siapnya pengurusan data, seperti pengurusan
Nomor Pokok Sekolah (NPSN), dan juga tidak aktifnya pengurus pada PKBM itu sendiri. (KS)