![]() |
Doni (32) Salah Seorang Pengepul Tripang sedang menjemur tripang hasil tangkapan nelayan di Tuapejat |
SASARAINAFM.COM,
TUAPEJAT- Menjadi nelayan pencari teripang sepintas terlihat sangat
menggiurkan, mengingat seringkali keuntungan yang diperoleh cukup melimpah.
Padahal, bekerja menyelam ke dasar laut untuk mendapat teripang ini menanggung
risiko serta bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Tidak jarang di
antara nelayan pencari teripang ini harus mengalami lumpuh usai menyelam ke
dasar laut bahkan bisa mengakibatkan
kematian..
Jasman
Saogo (38) yang merupakan salah seorang nelayan atau pencari teripang di Dusun Camp Desa Tuapejat menuturkan, dirinya
bukannya tidak mengetahui bahaya dan risiko menjadi penyelam teripang, tetapi
ia bersama pencari teripang lainnya tetap saja nekat dan mengabaikan bahaya
yang mengintai demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"mencari
teripang itu berbahaya. Tapi mau tak mau itu harus kami lakukan demi memenuhi
kebutuhan keluarga " ujarnya saat diwawancarai di rumahnya Kamis, (24/1).
Ayah
dari dua anak itu juga mengatakan,
selain melakukan penyelaman siang hari, dia bersama pencari teripang lain yang
ada di wilayah Tuapejat juga menyelam pada malam hari. Dimana, pada malam hari
teripang akan lebih sering ke luar sarang..
“selain
turun siang, kami juga menyelam pada
malam hari. Biasanya teripang lebih banyak yang keluar malam ” katanya. Hanya
saja, kata dia, menyelam pada waktu malam, jarak pandang tidak bisa terlalu
jauh. Hal ini, juga menjadi salah satu kendala dalam mencari pergerakan
teripang. Sedangkan, untuk siang hari, teripang cenderung berada pada kedalaman
10 meter hingga 25 meter.
Menurutnya, saat ini untuk mendapatkan
teripang sudah relatif sulit. Dia mengatakan, terkadang hanya bisa mendapat
teripang 2 sampai 3 ekor dalam sehari.
Lebih
lanjut ia menuturkan, saat ini kondisi mencari teripang sudah relatif lebih sulit.
Apalagi, kata dia, untuk menyelam teripang juga harus bergantung pada kondisi
cuaca. Jika kondisi cuaca badai, maka, pencari teripang tidak bisa melakukan aktivitasnya.
Teripang biasanya dapat ditemukan di kedalaman 10
meter hingga 25 meter. Setidaknya, ada 7 jenis teripang yang ada di perairan
Mentawai.
Karena
mencari biota laut yang satu ini sulit dan jumlahnya terbatas, teripang diberi harga cukup tinggi..
Jenis
teripang yang paling bagus harganya, yakni, teripang jenis gajah, mencapai Rp 1
juta per kilogramnya.
Selain
itu, teripang jenis Karang dan Kacang berkisar
Rp 600 ribu per kilogramnya, teripang jenis burung dan nenas Rp 250 ribu per kilogramnya, teripang jenis
lakling merah Rp 80 ribu per kilogram dan lakling hitam Rp 20 ribu perkilogram.
Seperti
diketahui, teripang sejatinya merupakan hewan yang tidak memiliki tulang
belakang, seperti kerang, siput, dan cacing. Meski masuk kategori hewan,
teripang tidak punya organ mata, hidung, dan telinga. Satu-satunya kemampuan
inderawi teripang yakni meraba. (Nbl)