Salah satu Pembangunan Abrasi Pantai (PAP) di kawasan pantai Mapadegat-Sipora Utara |
SASARAINAFM.COM,
- Pemerintah Kabupaten Kepulauan
Mentawai melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang PSDA terus
upayakan pembangunan abrasi pantai (PAP) di pesisir pantai Bumi Sikerei. Upaya tersebut guna mencegah erosi maupun
abrasi saat gelombang pasang yang akan menimpah pemukiman penduduk dan
fasilitas umum. PAP
pada tahun 2018 telah dilaksanakan
pekerjaannya di 4 lokasi..
Hal
itu di katakan Brandus Donatus Simanjuntak Kepala Bidang PSDA pada Dinas PUPR
Mentawai saat dimintai keterangan pada Jumat (14/12).
"daerah
kita kan merupakan Kepulauan dan memiliki musim gelombang pasang yang terjadi hampir setiap tahunnya. Jadi banyak
pemukiman penduduk di pesisir terancam
abrasi. Makanya kami terus upayakan PAP
2018 ini di 4 lokasi " katanya.
Adapun
PAP yang dibangun di 4 lokasi pada tahun 2018
yakni PAP Home stay Mapadegat
yang dikerjakan PT. Cb Sikoember dengan nilai kontrak 4.2 milyar termasuk pajak dengan rencana
panjang tahun 2018 sesuai ketersediaan dana
lebih kurang 400 meter di tambah dengan sebagian pelengkapnya seperti 1
unit tangga, counter fat dan beton kubus.
Dengan tujuan mengurangi abrasi di
kawasan home stay yg dibanguna dinas pariwisata dan di lokasi tersebut masih
membutuhkan dana untuk pembuatan grouin atau pemecah gelombang, PAP Pasakita Taileleu di Kecamatan Siberut
Barat Daya dengan nilai kontak lebih kurang 3 milyar termasuk pajak dan
dikerjakan PT. Asela. Tahun ini membuat
11 unit grouin atau pemecah ombak berupa beton cetak seperti tanda tambah atau
di sebut beton plus (+).
Pembuatan grosir tersebut telah terlaksana. Sementara
untuk pembangunan PAP di Pasakiat Taileleu sendiri masih membutuhkan dana untuk pembangunan
lanjutan revietmen atau talud. Di daerah
tersebut termasuk daerah abrasi yang cukup tinggi dan saat ini rumah penduduk
dan fasilitas umumnya seperti jalan dan sarana umum lainnya terancam terkena
dampak abrasi dan akses memobilisasi material ke lokasi sulit karna tergantung
cuaca..
Kemudian
PAP Desa Sioban Kecamatan Sipora Selatan yang dikerjakan CV. PEIPEI Mandiri
dengan nilai kontrak lebih kurang 1.2 milyar termasuk pajak. Tahun ini membuat
revietmen atau talud lebih kurang 190 meter, 1 unit tangga, 1 unit akses tambat
perahu masyarakat dan beberapa beton kubus.
Tujuan pembangunan PAP di sioban
yakni lanjutan tahun sebelumnya meminimalisir abrasi akibat pengikisan pantai
dan melindungi fasilitas umum seperti jalan, fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan dan pemukiman penduduk.
Kemudian PAP di Nemnem Leleu Kecamatan Sikakap di
kerjakan CV. Jamko Karya dengan nilai
kontak lebih kurang 889 juta termasuk pajak dan mengerjakan revietmen atau talud dengan
panjang rencana 150 meter, 1 unit tangga dan beberapa unit counter fat atau
beton penopang.
Pembangunan counter fat sendiri bertujuan melindungi fasilitas
umum seperti jalan dan fasilitas pusat keagamaan (komplek Kantor Pusat GKPM)
dan masih membutuhkan dana untuk lanjutan.
Brandus
mengatakan, 2 lokasi sudah dapat di PHO
yakni PAP Taileleu dan PAP Sioban dan 2 lokasi lagi saat ini masih dalam
tahap penyelesaian.
Lebih
lanjut ia menjelaskan, kondisi cuaca, sulitnya akses memobilisasi material dan
tingginya kesulitan mengerjakan bangunan air berdampak pada terlambatnya
penyelesaian.
Menurutnya,
pembangunan PAP di Kepulauan Mentawai di perlukan waktu yang cukup dan penyedia
yang memiliki cukup modal untuk pekerjaan tersebut. (Nbl).