Souvenir Khas Mentawai berbahan kayu dipajangkan di stand Kec.Siberut Barat Daya Pada FPM 2019 beberapa waktu lalu |
SASARAINAFM.COM,
TUAPEJAT — Ratusan Souvenir karya ukir berbahan kayu, menjadi pajangan utama
pada stan Kecamatan Siberut Barat Daya, di acara Festival Pesona Mentawai (FPM)
Tahun 2019, yang digelar di Kawasan Wisata Pantai Dusun Mapadeggat, Desa
Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara.
Kegiatan
yang berlangsung selama 4 hari tersebut yakni dari Jumat 28 Juni — Senin 1 Juli
2019, dimanfaatkan oleh sejumlah pelaku usaha di Kepulauan Mentawai, untuk
mempromosikan dan menjajakan hasil karya ukir dan makanan khas Mentawai.
Misalnya di Stan Siberut Barat Daya, ratusan karya ukir dipajangkan..
"
Karya ukir ini kami buat sendiri, hasil karya tangan kami ini terbuat dari kayu
kalau bahasa Mentawai "Kakaddut" sebuah kayu ringan dan tidak keras
sehingga gampang dibentuk menjadi karya unik, kalau kami gampang buatnya,
karena sudah terbiasa, tetapi bagi yang baru membuatnya pasti mengatakan sulit,
memang agak lama karena cara membuatnya manual, " ungkap Ayang salah satu
seniman ukir dari Siberut Barat Daya.
Sejumlah
karya-karya uniknya terlihat sangat menggoda, seperti ukiran papan selancar
kayu ini, dimana diatas kayu diukir pemandangan indah dengan nuansa pantai
ditambah sebatang pohon kelapa dan Matahari yang sedang turun di ufuk Barat,
kemudian tampak gulungan ombak di dalamnya dan ada orang yang seolah sedang
main selancar.
"
Untuk membuat satu karya dibutuhkan waktu 2—3 hari, tergantung ukuran dan
ukurannya, setelah selesai diukir, selanjutnya tinggal mewarnai menggunakan
pewarna, bisa kita beli dikedai," imbuhnya.
Tak
hanya itu karya seni souvenir khas Mentawai lainnya seperti kalung segelek,
kotak kecil dari kayu, Perahu kecil, panahan, karya ukir untuk dinding, topeng
kayu dan masih banyak lagi lainnya, semuanya terbuat dari kayu yang ada di
Kepulauan Mentawai. .
Karya-karya
tersebut dijual dengan harga yang beragam tergantung dari tingkat kesukaran
membuatnya, semakin sulit, maka semakin tinggi harga jualnya, "Kalau harganya berkisar antara Rp 100
Ribu — Rp 1 Juta, tergantung kesulitan membuatnya, kemudian kalau dipesan
langsung dengan model permintaan akan semakin mahal," paparnya.
Ia
menyebutkan kegiatan tersebut sudah berlangsung cukup lama kurang lebih sudah 10 Tahun, selain mempromosikannya di Festival Pesona Mentawai, Ia dan dibantu oleh
Istrinya, menjajakan barang tersebut ke sejumlah Resort yang ada di wilayah
Kecamatan Siberut Barat Daya.
"Kami
menjual karya ini ke Resort-resort yang ada di Siberut Barat Daya menggunakan
pompong atao perahu dengan menggunakan mesin long tail, kurang lebih memakan
waktu 4 jam, setelah sampai di Resort kami langsung menawarkannya kepada para
tamu bule, "paparnya. (red)