Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet saat meresmikan beroperasinya Bus Damri khusus Bandara Rokot |
SASARAINAFM.COM | TUAPEJAT - Pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai meresmikan operasional bus perintis Damri dan Kapal penyeberangan perintis di halaman kantor Bupati Kepulauan Mentawai, Selasa (18/01/2022).
Kepala BPTD Wilayah III Sumbar, Kemenhub RI, Deny Kusdyana menyebutkan bahwa dua unit bus Damri telah beroperasi dengan trayek dari Tuapejat menuju Rokot dan sebaliknya.
Adapun tarif angkutan bus Damri untuk umum sebesar Rp, 6.000, sementara untuk pelajar Rp, 3.000.
Ia mengimbuhkan, untuk penyeberangan perintis melalui laut yakni Kapal Motor Penumpang (KMP) Ambu-ambu dan Gambolo yang sudah ada selama ini, hanya saja ada penambahan trayek.
"Subsidi angkutan perintis ini merupakan program Kementerian Perhubungan melalui Direktorat jenderal Perhubungan Darat untuk melayani daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) yang tujuannya membuka kawasan terisolir dan baru, membantu angkutan pelajar, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan aksesibilitas,"tutur Deny Kusdyana dalam sambutannya.
Pada tempat yang sama, Ketua DPRD Mentawai, Yosep Sarogdok, menyampaikan harapannya agar ke depan akan muncul layanan transportasi perintis di darat untuk wilayah Rokot hingga Sioban, Siberut, maupun Pagai Utara Selatan sambil membenahi jalan trans Mentawai.
"Terimakasih kami ucapkan untuk pihak Dinas perhubungan provinsi dan Kabupaten yang telah mengupayakan hadirnya bantuan transportasi ini dan harapannya masyarakat memanfaatkan dengan baik. semoga ke depan bus Damri bisa hadir di Kecamatan lain,"tutur Yosep.
Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet saat melakukan pengguntingan pita |
Saat bersamaan, Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet menuturkan bahwa ada tiga pintu utama di Kepulauan Mentawai yang dibuka aksesnya menuju wilayah di Sumatera, diantaranya, wilayah Utara yakni pelabuhan Labuan Bajau sedang dibangun untuk menyambungkan jalur ke Sibolga, bagian tengah yakni Siberut Selatan, Sipora, dan Sikakap ke Padang, kemudian wilayah Pagai Utara Selatan langsung ke Bengkulu untuk merebut pasar di wilayah Lampung.
"Untuk maju, masyarakat Mentawai sudah memiliki modal terbuka dengan orang luar dan terbuka untuk adanya konektivitas terhadap dunia luar. Harapan kita masyarakat bersabar untuk keterbukaan akses dan sebaiknya berkorban untuk pembangunan seperti proses penyerahan tanah demi kemajuan pembangunan,"pungkas Yudas.(KS)