![]() |
Bupati Mentawai Resmikan Puskesmas Bernuansa Uma di Simatalu, Kecamtan Siberut Barat. |
SASARAINA.COM, SIMATALU_Puskesmas bernuansa Uma di
Simatalu, Desa Simalibbeg, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan
Mentawai ini akan dipadukan sistem pengobatan Medis dan Natural (tradisional)
ala Mentawai.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Kabupaten Kepulauan
Mentawai, Yudas Sabaggalet saat peresmian Puskesmas Simatalu, Rabu (27/2/2019).
“Seluruh puskesmas yang ada di Mentawai yang pertama kita
resmikan adalah di Simatalu. Maka saya berharap Kepala Dinas, Dokter dan
Perawat bekerja sama dengan Sikerei, ini konsepnya perpaduan antara Budaya,
Sikerei dan medis. Jangan menganggap Sikerei itu tidak memiliki kemampuan,
sebelum ada Dokter disini, yang menyelamatkan masyarakat Mentawai adalah
Sikerei,” katanya..
Tiga puskesmas yang hampir sama bentuknya, seperti di Desa
Madobag Kecamatan Siberut Selatan, kemudian di Sigapokna Siberut Barat dan Simatalu
Kecamatan Siberut Barat, sengaja dibangun nuansa uma, sebab kata Yudas budaya
saat ini yang masih ada dan kental di Mentawai terdapat di daerah tersebut,
sementara daerah lain, budaya Mentawai sudah hilang.
Kehadiran Sikerei para Dokter dan Perawat bisa belajar
bersama mereka, begitu juga sebaliknya, Sikerei pun bisa belajar cara
pengobatan medis. “Kalau ada yang sakit, sama-sama, menurut pandangan Sikerei
seperti apa, menurut medis seperti apa, tidak boleh ada kesombongan di dalam
menangani kesehatan daerah seperti begini. Saya juga alamiah, kadang-kadang
tidak sembuh dengan obat modern (medis), sembunyi obat tradisional, begitu juga
sebaliknya, tidak sembuh obat tradisional tapi sembuhnya obat medis,” ungkap
Yudas.
Lebih lanjut Yudas sebutkan, jika ada pasien yang berobat di
puskesmas, Sikerei juga bisa lihat apakah penyakit yang diderita pasien
merupakan penyakit yang bisa diobati secara tradisional. “Kita orang Mentawai
harus kita angkat budaya itu baik, jangan malu dengan budaya itu, ada nilai
didalamnya, ada kearifan lokal di dalamnya, maka itu harus kita dipadukan
antara tradisional dengan modern,” ujarnya..
Perlunya belajar dengan Sikerei, kemungkinan adanya temuan
sistem pengobatan atau obat dari alam yang tentunya bisa dibagikan kepada dunia
luar, disebutkan Yudas kita tidak boleh menutup mata dengan budaya yang ada
saat ini di Mentawai, karena masing-masing budaya punya keunikan tersendiri
serta kelebihannya.
“Meski begitu, kita juga tetap mendengar apa kata Dokter
atau perawat, misalnya cuci tangan sebelum makan, anak-anak sebelum tidur sikat
gigi, itu juga penting. Gedung ini (puskesmas) tidak ada gunanya kalau
manusianya tidak patuh, kalau manusianya tidak mau berobat,” katanya.
Selain itu, Yudas juga menyampaikan agar ada Uma di Simatalu,
sebab saat ini uma yang sering ditemukan hanya di Desa Madobag (Sarereiket)
lagi, uma merupakan tempat membangun peradaban, “ masa di sini tidak ada uma,
berkunjungvdi Sarereiket masih ada umu disana, di perkampungan itu, karena
budaya yang tinggal saat ini hanya di Simatalu dan Sarereiket,” ungkapnya.
(Suntoro)