
SASARAINAFM.COM, TUAPEJAT — Taruna Siaga Bencana (Tagana)
Kabupaten Kepulauan Mentawai telah berkomitmen siap melakukan giat
penanggulangan bencana, namun keberadaan relawan terlatih itu (Tim Tagana-Red)
belum diketahui banyak orang, khususnya di Kepulauan Mentawai.
Pasalnya masih banyak atribut serta perlengkapan dalam
melakukan aksi penanganan awal ketika terjadi bencana alam, masih jauh dari
kata cukup, oleh karena itu, tak banyak yang bisa mereka perbuat.
"Tugas kami sebenarnya melakukan penangan dan pendataan
awal pasca bencana, kami dituntut cepat menanggapi bencana, tapi ini kan
kepulauan jadi kita disulitkan dengan sarana, seperti mobilisasi, bagaimana
kita melakukan aksi cepat itu, " ungkap Bobby Koordinator Tagana Mentawai
usai Apel Siaga Bencana baru-baru di Halaman Kantor Bupati Mentawai.
Bobby menyebutkan hingga saat ini personil Tagana telah
berjumlah 47 orang dan sudah memiliki Nomor Induk Anggota Tagana (NIAT),
berikutnya bertambah lagi 10 orang anggota muda yang belum memiliki NIAT.
Anggotanya pun terdiri dari berbagai elemen Masyarakat Mentawai..
"Untuk
mendapatkan NIAT harus mengikuti pelatihan, setelah itu baru bisa mendapatkan
NIAT dan sertifikat, karena pekerjaan ini memiliki resiko tinggi, maka kami
dilatihan seperti militer, kalau tidak punya skil, maka kita tidak berani
terjun lapangan, " tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya selama ini organisasi yang
bergerak dalam penanganan bencana alam itu bergantung kepada Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DSP2PA) Mentawai. Kemudian untuk
aksinya tim Tagana terkadang bergabung dengan tim Penanggulangan Bencana
lainnya.
"Kita juga punya dapur umum untuk penanggulangan
bancana dari Dinas Sosial, namun ini perlu pemeliharaan, kemudian kita juga
meminta kepada pemerintah setempat untuk memperhatikan tim Tagana, khususnya
dalam hal penambahan atribut dan perlengkapan dalam giat dilapangan, "
pungkasnya. (Red)